Kamis, 05 Januari 2017
PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Pada hari Sabtu, 10 Desember 2016 kami turun lapang ke Desa Fajar Baru, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Kami melaksanakan FGD (Focus Discussion Group) bersama kepala dusun setempat dan warga. Selain itu, kami juga berkeliling desa untuk mencari informasi di desa tersebut dengan mengisi kuisioner yang telah dibuat. Berdasarkan informasi yang didapat, maka kami membuat program pengembangan masyarakat yang sesuai dengan kondisi yang ada di desa tersebut.
Media Informasi dan Komunikasi dalam Penyuluhan
Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan
penyuluhan pertanian adalah penyampaian informasi dan teknologi pertanian
kepada penggunanya, informasi dan teknologi pertanian tersebut bisa disampaikan
secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media penyuluhan.
Berbagai media penyuluhan dapat digunakan untuk megemas informasi dan teknologi
yang akan disampaikan kepada petani sebagai pengguna teknologi seperti : media
cetak, media audio, media audio visual, media berupa obyek fisik atau benda
nyata.
Secara umum dapat dikatakan bahwa media
merupakan suatu perantara yang digunakan dalam proses belajar. Tujuan
penggunaan media adalah untuk memperjelas informasi yang disampaikan sehingga
dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan sasaran. Dengan
demikian media berperan penting dalam memberikan pengalaman kongkrit dan sesuai
dengan tujuan belajar.
Dalam bidang pendidikan, pelatihan dan penyuluhan,
kemampuan literasi visual sangat penting, khususnya bagi para guru, dosen,
penyuluh, maupun pelatih/fasilitator lainnya karena dengan demikian mereka
dapat lebih efektif dan efisien dalam menyampaikan materi penyuluhan,
pelajaran/pelatihannya.
Media apapun yang digunakan, pada prinsipnya
harus dapat meningkatkan efektivitas dan kelancaran proses belajar terutama
dalam memperjelas materi yang dipelajari sehingga dapat mempercepat terjadinya
perubahan perilaku (pengetahuan, keterampialn dan sikap) dikalangan kelompok
sasaran.
Selain dari pada itu media diharapkan dapat
lebih mengkongkritkan apa yang dijelaskan komunikator kepada komunikan
(sasaran), sehingga sasaran lebih mudah dan lebih cepat menangkap materi, apa
yang dilihat sasaran akan terkesan lebih lama dibandingkan dengan didengar dan
media mampu memotivasi dan mampu memusatkan perhatian.
Berikut hasil media yang telah kami buat :
1. Leaflet
PISANG SEBAGAI SURGA DUNIA
Buah pisang dengan nama ilmiah Musa
paradisiaca adalah buah yang
berasal dari suku pisang-pisangan. Buah pisang cukup terkenal di kalangan
masyarakat dunia, bahkan Indonesia sendiri terkenal sebagai pemasok dan
pengekspor buah pisang cukup besar. Buah pisang di Indonesia cukup banyak
dibudidaya karena prospek pertanian buah pisang sangat terbukti ampuh
menghasilkan finansial (keuangan) secara baik. Perusahaan-perusahaan besar
seperti industri makanan sangat membutuhkan bahan baku buah pisang untuk
dijadikan berbagai macam produk makanan olahan yang bermutu tinggi.
Buah pisang adalah buah yang sangat bergizi tinggi yang merupakan sumber vitamin dan mineral dan juga karbohidrat. Buah pisang dapat dijadikan buah meja yang disantap sebelum makan. Pisang juga dapat dijadikan sale pisang, kripik pisang, pure pisang, dan tepung pisang. Daun pisang dapat dimanfaatkan sebagai pembungkus kue lemper, kue lambangsari, dan dapat dijadikan untuk pembungkus berbagai aneka jenis makanan kue. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui serangkaian proses fermentasi Alkohol dan asam cuka. Batang pisang dapat diolah menjadi serat untuk pakaian, pulp (bubur kertas). Batang dan daun pisang juga dapat dimanfaatkan sebagai makanan hewan ternak seperti kambing, sapi, atau hewan ruminansia lainnya.
Sentra dan wilayah pembudidayaan buah pisang melalui tunas adventif banyak diproduksi di provinsi Lampung, sehingga tidak heran jika banyak produk makanan dari bahan baku pisang yang dibuat menjadi berbagai menu makanan seperti sale pisang dengan berbagai rasa. Jika Anda main dan berkunjung ke provinsi Lampung dimana tempat saya tinggal, jangan lewatkan untuk membeli makanan dari buah pisang. Daerah lainnya, buah pisang banyak dibudidaya di daerah Sukabumi, Cianjur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perkebunan pisang di daerah-daerah setiap provinsi di Indonesia sangat unggul karena tanah Indonesia adalah tanah tropis bahkan ada istilah "batang tanaman saja bisa tumbuh karena cuma ditanam di tanah Indonesia".
Buah pisang adalah buah yang sangat bergizi tinggi yang merupakan sumber vitamin dan mineral dan juga karbohidrat. Buah pisang dapat dijadikan buah meja yang disantap sebelum makan. Pisang juga dapat dijadikan sale pisang, kripik pisang, pure pisang, dan tepung pisang. Daun pisang dapat dimanfaatkan sebagai pembungkus kue lemper, kue lambangsari, dan dapat dijadikan untuk pembungkus berbagai aneka jenis makanan kue. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui serangkaian proses fermentasi Alkohol dan asam cuka. Batang pisang dapat diolah menjadi serat untuk pakaian, pulp (bubur kertas). Batang dan daun pisang juga dapat dimanfaatkan sebagai makanan hewan ternak seperti kambing, sapi, atau hewan ruminansia lainnya.
Sentra dan wilayah pembudidayaan buah pisang melalui tunas adventif banyak diproduksi di provinsi Lampung, sehingga tidak heran jika banyak produk makanan dari bahan baku pisang yang dibuat menjadi berbagai menu makanan seperti sale pisang dengan berbagai rasa. Jika Anda main dan berkunjung ke provinsi Lampung dimana tempat saya tinggal, jangan lewatkan untuk membeli makanan dari buah pisang. Daerah lainnya, buah pisang banyak dibudidaya di daerah Sukabumi, Cianjur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perkebunan pisang di daerah-daerah setiap provinsi di Indonesia sangat unggul karena tanah Indonesia adalah tanah tropis bahkan ada istilah "batang tanaman saja bisa tumbuh karena cuma ditanam di tanah Indonesia".
Pisang di daerah Lampung sangat tersedia melimpah, tanaman perkebunan yang
tidak memerlukan banyak syarat untuk penanamannya dengan berbagai olahan dari
bahan pisang mampu menyulap lidah pencinta makanan berbahan dasar pisang , di
Lampung banyak ditemukan olahan pisang menjadi keripik dengan berbagai rasa
seperti coklat, keju,manis ,pedas, asin dll. Penanaman pisang tidak terlalu
mempermasalahkan masalah iklim maka dari itu banyak perkebunan dimanfaatkan sebagai
perkebunan pisang, selain itu Lampung menjadi pemasok pisang terbesar ke
berbagai daerah.
Tanaman pisang dapat tumbuh baik pada lingkungan berdataran
rendah dan dataran tinggi (pegunungan) 2.200 mdpl yang mempunyai iklim tropis
basah, lembab dan cukup kering adalah syarat tumbuh untuk mendukung pertumbuhan
pisang. Curah hujan yang baik sebagai syarat tumbuh tanaman pisang yakni
1.520-3.800 mm/tahun dengan dua bulan kering. Tingkat keasaman tanah (pH) yang
dianjurkan adalah pH berkisar 5,5-6,7.
Cara menanam dan budidaya tanaman pisang pada dasarnya sama untuk semua jenis dan varietas jenis pisang, baik itu pisang kepok, pisang mas, pisang raja, pisang muli, dan pisang lainnya. Cara budidaya tanaman pisang banyak dilakukan dengan cara mengambil tunas adventif karena dari beberapa referensi yang dibaca, keuntungan dari bertanam pisang melalui tunas adventif diantaranya: Tanaman cepat berbuah dan waktu tanam lebih efisien, lebih tahan terhadap penyakit dan organisme pengganggu, akar tanaman lebih cepat tumbuh dan menyesuaikan tanah setempat. Berikut ini cara untuk menanam dan budidaya tanaman buah pisang dengan tunas adventif.
Pembibitan Melalui Tunas Adventif
Bibit tanaman pisang diperoleh secara adventif dapat melakukan dengan mengambil bagian tunas yang tumbuh di bawah tanah dekat akar tanaman induk. Tunas adventif adalah tunas yang diambil selain dari tunas yang tumbuh pada bagian daun atau pada bagian batang/ketiak batangnya. Cara pengambilan tunas adventif pada batang pisang yaitu dengan mengambilnya secara langsung menggunakan alat pengambilan atau golok dan cangkul khusus. Bibit adventif pada tanaman pisang terdiri dari dua yakni bibit muda dan dewasa. Anakan bibit dewasa lebih baik digunakan karena sduah mempunyai banyak persedian pada bonggolnya, sementara itu bibit anakan adventif (tunas) yang masih berbentuk tombak (daun masih berbentuk pedang, helaian daun sempit) lebih diutamakan daripada bibit yang memiliki daun lebar untuk dijadikan bibit.
Anakan atau tunas adventif pada tanaman pisang dapat dibeli dari daerah lain atau dapat dikembangkan secara pribadi di kebun sendiri. Jarak tanam untuk budidaya pisang adalah 2x2 meter. Satu pohon pisang yang dipelihara sebaiknya dibiarkan memiliki 6-8 tunas adventif yang tumbuh di area tanaman induk.
Bibit tanaman pisang diperoleh secara adventif dapat melakukan dengan mengambil bagian tunas yang tumbuh di bawah tanah dekat akar tanaman induk. Tunas adventif adalah tunas yang diambil selain dari tunas yang tumbuh pada bagian daun atau pada bagian batang/ketiak batangnya. Cara pengambilan tunas adventif pada batang pisang yaitu dengan mengambilnya secara langsung menggunakan alat pengambilan atau golok dan cangkul khusus. Bibit adventif pada tanaman pisang terdiri dari dua yakni bibit muda dan dewasa. Anakan bibit dewasa lebih baik digunakan karena sduah mempunyai banyak persedian pada bonggolnya, sementara itu bibit anakan adventif (tunas) yang masih berbentuk tombak (daun masih berbentuk pedang, helaian daun sempit) lebih diutamakan daripada bibit yang memiliki daun lebar untuk dijadikan bibit.
Anakan atau tunas adventif pada tanaman pisang dapat dibeli dari daerah lain atau dapat dikembangkan secara pribadi di kebun sendiri. Jarak tanam untuk budidaya pisang adalah 2x2 meter. Satu pohon pisang yang dipelihara sebaiknya dibiarkan memiliki 6-8 tunas adventif yang tumbuh di area tanaman induk.
Pencegahan dari penyebaran penyakit
dan hama pengganggu tanaman, sebelum bibit ditanam maka diperlakukan sebagai
berikut:
·
Setelah tunas adventif dipotong, bersihkan akar
tanaman dari tanah yang menempel;
·
Simpan bibit di tempat teduh 1-3 hari sebelum tanam
agar luka umbi pada tunas adventif
mengering. Buanglah daun-daun yang lebar;
·
Rendam umbi bibit sebatas leher batang adventif di
dalam insektisida 0,5-1% selama 15 menit, kemudian bibit dikeringkan biasa
tanpa cahaya matahari;
·
Jika tidak ada insektisida, maka bibit pisang adventif
dapat direndam pada air mengalir selama 48 jam. Bibit dapat direndam di air
sungai atau waduk;
2. Pengolahan
Lahan Tanam Pisang
Dalam pengolahan lahan dan media tanam untuk
membudidaya tanaman buah pisang, maka ada beberapa aspek penting yang harus
diperhatikan menyangkut aspek pembukaan lahan, pembuatan sengkedan, dan
pembuatan saluran pembuangan air (atau sejenis irigasi). (1) Pembukaan lahan;
harus mempertimbangkan aspek kondisi cuaca dan iklim, prasarana ekonomi, dan
letak pasar/industri pengolahan buah pisang, juga harus memperhatikan segi
keamanan sosial. Untuk membuka lahan perkebunan pisang, sebaiknya hal pertama
yang harus dilakukan yakni pembasmian rumput-rumput liar (gulma) yang menutupi
lahan tanam, jika ada bebatuan yang mengganggu dalam pengolahan tanah sebaiknya
disingkirkan saja, lakukan juga penggemburan tanah yang masih padat di area
dimana akan ditanami pohon pisang, pembuatan sengkedan dan saluran pembuangan
air. (2) Pembuatan atau pembentukan sengkedan, Bagian tanah yang miring harus
dibuat sengkedan (dibuat teras). Lebar sengkedan tergantung dari derajat
kemiringan lahan, lambung sengkedan ditahan dengan rerumputan atau batu-batu
jika tersedia. Dianjurkan untuk menanam tanaman leguminaceae (kacang-kacangan)
seperti lamtoro, kacang tanah, dan yang lainnya supaya tanah sengkedan
terhindar dari erosi tanah dan juga sebagai penahan angin. (3) Pembuatan
saluran pembuangan air, yakni harus dibuat pada lahan dengan kemiringan kecil
dan tanah-tanah datar agar saat musim hujan tanah di sekitar lokasi penanaman
pisang tidak terjadi erosi.
3. Teknik
Penanaman Pohon Pisang
Penentuan pola tanam: Tanaman pisang dapat ditanam
secara tumpang sari bersama dengan tanaman buah maupun sayur lainnya. Pohon
pisang dapat ditanam pada jarak tanam 2x2 meter. Tanaman tumpang sari yang
dapat ditanam seperti bayam, kubis, kedelai, kacang tanah, kacang panjang, dan
lainnya. Di kawasan Asia Tenggara dengan curah hujan tinggi, tanaman pisang
dapat ditanam bersama-sama dengan tanaman perkebunan seperti jarak, kopi,
kelapa, maupun kakao (cokelat).
Pembuatan dan penentuan lubang tanam: Lubang tanam
yang dibuat pada tanah berat ukurannya 50x50x50cm atau 40x40x40cm dan 30x30x30cm
untuk tanah. Sementara itu, untuk jarak tanamnya 2x2 meter atau 3x3 meter.
Penanaman pohon pisang dapat dilakukan menjelang musim
penghujan sekitar bulan September-Oktober). Sebelum pohon pisang ditanam pada
lubang tanam, sebaiknya lubang tanam diberi pupuk kandang/kompos sebanyak 15-20
kg. Dari beberapa pengalaman petani yang kami tanyakan, bahwa pemupukan organik
semacam ini sangat mempengaruhi cita rasa buah.
4. Pemeliharaan
Dasar Tanaman Pisang
Untuk memperoleh hasil panen buah pisang yang baik,
serta menginginkan produktivitas pertanian pisang yang unggul dan cepat tumbuh,
berkembang hingga pisang berbuah lebat, sebaiknya proses perawatan tanaman
harus secara intensif dipantau dan dipertahankan agar tidak terjadinya berbagai
macam jenis penyakit tanaman, atau adanya keterlambatan tumbuh pada tunas
adventif pisang yang sedang ditanam. Berikut ini ada beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman pisang terkait dengan proses
perawatannya;
a. Penjarangan
Apabila tunas adventif pada pisang sudah tumbuh dewasa dan menghasilkan
buah, maka ntuk memperoleh hasil optimal, yaitu dalam satu rumpun pohon pisang
terdiri 3-5 batang pisang sehat. Dalam satu rumpun juga terdapat anakan tunas
adventif yang harus dipotong dan ditanam kembali sebagai bibit. Tanaman pisang
dalam satu rumpun sangat baik ditanam pada umur 1-5 tahun. Selebih dari umur 5
tahun, sebaiknya tanaman pisang dibongkar dan ganti dengan bibit yang baru.
b. Penyiangan
Penyiangan tanaman pisang dilakukan apabila terdapat gulma atau
rumput-rumput liar yang terlalu menggangu pertumbuhan pisang. Penyiangan dapat
dilakukan dengan mengoret atau membabat tanaman hingga pada akarnya.
c. Perempalan
Dilakukan dengan cara membuang bagian tangkai dan daun pisang yang sudah
kering sehingga hal ini juga sangat efektif untuk memeberikan rangsangan kepada
tanaman agar cepat berbuah.
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menambahkan unsur Kalium (K) yang cukup
banyak terdapat pada pupuk kalium. Dalam satu hektar tanaman pisang, diperlukan
setidaknya 207 kg urea, 140kg KCl, dan 200 kg batu kapur sebagai sumber Kalium
terbaik untuk menopang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk N diberikan
kepada tanaman dua kali selama satu tahun yang diletakan di dalam larikan yang
mengitari rumpun tanaman, setelah diberi pupuk lalu larikan ditutup kembali
menggunakan tanah. Pemupukan Fosfat dan Kalium menggunakan batu kapur dilakukan
6 bulan setelah masa tanam awal (dua kali dalam setahun untuk hasil tanaman
yang sehat dan berbuah lebat).
e. Pengairan
Pengairan dilakukan dengan pemberian air di sekitar bedengan tanaman
pisang. Selain itu, pada masa tanam awal, penyiraman pohon pisang sebaiknya
rutin dilakukan agar kelembaban tanah terjaga, serta tanaman akan tumbuh baik.
f. Pemberian
Mulsa (penutup bedengan/media tanam)
Kalau bertanam cabai hijau kita menggunakan mulsa plastik, maka saat
budidaya pisang melalui tunas adventif kita menggunakan mulsa yang berasal dari
daun kering atau daun basah. Mulsa alami ini digunakan untuk mengurangi
evaporasi (penguapan air tanah) dan menekan gulma agar tidak tumbuh secara
pesat. Oleh karena itu, saat tunas adventif bibit yang sudah ditanam menginjak
umur 4 bulan, sebaiknya mulsa dapat dihilangkan (dibakar) agar tanahnya tidak
terlalu padat.
g. Pemeliharaan Buah Pisang
Jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir harus
dipotong agar pertumbuhan buah tidak terhambat. Setelah sisir pisang mengembang
sempurna, tandan pisang dibungkus dengan plastik bening yang telah diberi
lubang. Untuk menjaga agar tanaman tidak rebah/roboh dan jatuh tertiup angin
kencang, maka tanaman pisang harus disangga dengan menggunakan batang tanaman
seperti bambu yang kokoh yaitu dengan cara dibenamkan sedalam 30 cm di dalam
tanah.
5. Pemeliharaan Pisang dari Serangan
Penyakit dan Hama Pengganggu Tanaman
Tanaman pisang harus dirawat secara
baik dan pastikan tidak ada serangan penyakit dan hama yang mengganggu
pertumbuhan tanaman. Hama yang sering menyerang tanaman pisang seperti; Ulat
daun (Erionota thrax), Uret Kumbang (Cosmopolites sordidus), jenis nematoda seperti Radopholus similis, Penyakit panama (penyebab Fusarium oxysporum), Penyakit darah (penyebab bakteri Xanthomonas celebensis), Bintik daun (karena aktivitas jamur Cercospora musae), Layu daun akibat bakteri jenis Bacillus sp berbahaya, Daun pucuk akibat aktivitas
virus dan perantara kutu daun Pentalonia vonigronervosa,
dan beberapa jenis wereng hitam yang kadang-kadang merusak struktur daun muda
pada pucuk tunas adventif bibit.
6. Kegiatan Panen, Pascapanen, dan
Pendistribusian Buah Pisang
Hal yang ditunggu bagi petani pisang adalah kegiatan masa panen pisang secara besar-besaran. Kegiatan panen pisang dapat dilakukan apabila pisang sudah benar-benar matang dari pohon asalnya, atau dapat dipanen pada saat buahnya sudan tua dan berwarna hijau, atau dipanen ketika muda karena adanya permintaan pasar yang segera. Biasanya buah pisang yang amsih sangat muda dan dipanen ketika akan dimatangkan perlu dikarbit. Pada umur 12 bulan, rata-rata pohon pisang sudah menghasilkan buah dan siap dipanen. Buah yang cukup umur untuk dipanen sebaiknya yang usianya 80-100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat. Sebaiknya perkirakan pemanenan buah pisang jika akan diangkut ke daerah yang jauh.
Cara panen pisang adalah dengan memotong bagian tangkai tandan buah pisangnya, kemudian buah pisang dapat dimasukan ke dalam karung atau keranjang yang terbuat dari anyaman bilah bambu. Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah bekas potongan tandan menetes ke bawah tanpa mengotori buahnya. Dengan posisi seperti ini, buah pisang terhindar dari luka yang dapat diakibatkan oleh adanya pergesekan buah dengan tanah. Setelah itu, bekas pohon pisang yang berbuah tadi ditebang atau dapat pula diiris setengah dari ketinggian batangnya agar tumbuh tunas kembali. Jika penanaman pisang cukup luas dan berhektar-hektar lahan, maka pemanenan pisang dapat dilakukan setiap 3-10 hari sekali, tentunya dengan melihat buah pisang yang sudah produktif dan siap panen.
Hal yang ditunggu bagi petani pisang adalah kegiatan masa panen pisang secara besar-besaran. Kegiatan panen pisang dapat dilakukan apabila pisang sudah benar-benar matang dari pohon asalnya, atau dapat dipanen pada saat buahnya sudan tua dan berwarna hijau, atau dipanen ketika muda karena adanya permintaan pasar yang segera. Biasanya buah pisang yang amsih sangat muda dan dipanen ketika akan dimatangkan perlu dikarbit. Pada umur 12 bulan, rata-rata pohon pisang sudah menghasilkan buah dan siap dipanen. Buah yang cukup umur untuk dipanen sebaiknya yang usianya 80-100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat. Sebaiknya perkirakan pemanenan buah pisang jika akan diangkut ke daerah yang jauh.
Cara panen pisang adalah dengan memotong bagian tangkai tandan buah pisangnya, kemudian buah pisang dapat dimasukan ke dalam karung atau keranjang yang terbuat dari anyaman bilah bambu. Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah bekas potongan tandan menetes ke bawah tanpa mengotori buahnya. Dengan posisi seperti ini, buah pisang terhindar dari luka yang dapat diakibatkan oleh adanya pergesekan buah dengan tanah. Setelah itu, bekas pohon pisang yang berbuah tadi ditebang atau dapat pula diiris setengah dari ketinggian batangnya agar tumbuh tunas kembali. Jika penanaman pisang cukup luas dan berhektar-hektar lahan, maka pemanenan pisang dapat dilakukan setiap 3-10 hari sekali, tentunya dengan melihat buah pisang yang sudah produktif dan siap panen.
Pada
perkebunan pisang yg cukup luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali
tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif. Perhitungan
analisis agribisnis Pisang dilakukan pada skala 1 ha dilakukan.untuk menanam
Pisang dibutuhkan biaya Rp.8.260.000 selama 4 tahun. terdiri dari biaya
tetap/biaya investasi Rp.1.120..000 yang meliputi biaya sewa lahan dan
pembelian alat pertanian kecil dan biaya tdk tetap/biaya operasional
Rp.7.140.000. meliputi pembelian benih,pupuk,pestisida serta biaya tenaga kerja
untuk pengelolaan lahan,pemeliharaan dan panen.
Tanaman Pisang mulai berproduksi pada umur 12 bulan sebanyak 750 tandan per ha dengan berat rata-rata 30 kg.Panen kedua,ketiga, da keempat masing-masing 1500 tandan/ha dengan selang waktu panen 8 bulan. Setelah panen keempat tanaman pisang dibongkar.dengan asumsi produk layak jual hanya 25 % dari total produksi dan harga jual sebesar Rp.4000/tandan,maka penerimaan petani pisang ( selama 4 tahun ) Rp.13.500.000.dengan total biaya Rp.8.260.000.maka pendapatan petani pisang selama 4 tahun Rp.4.021.125 (pendapatan setelah pajak PPN 10%) atau pendapatan rata-rata per tahun Rp.1.340.37.
Lampung - Kenal dengan pisang
kuning bermerek Sunpride? Pisang dengan kemasan menarik dan bentuknya yang
mulus tersebut, ternyata 100% produk dalam negeri.
Sentral produksi pisang sendiri ada di Provinsi Bandar Lampung, tepatnya di perbatasan Taman Nasional Way Kambas, Kecamatan Labuhan Batu, Lampung Timur. Butuh 3 hingga 4 jam untuk sampai ke lokasi, dari Bandar Lampung.
Dengan akses terbatas, detikFinance berkesempatan berkeliling sentra produksi pisang dan jenis buah-buahan lainnya, seperti jambu biji, nanas, pepaya, hingga buah naga. Luas perkebunan yang dikelola PT Nusantara Tropical Farm (NTF) ini mencapai 3.757,2 hektar, di mana 1.754,6 hektar dikhususnya untuk perkebunan pisang.
HRD Manager PT NTF, Oom Aulia Amrullah, sedikit menjelaskan sejarah dari perkebunan seluas 3.757 hektar tersebut. Di awal pembangunannya, NTF bekerjasama dengan perusahaan asal Filipina, Del Monte.
"NTF dibangun tahun 1992 yang awalnya bernama Nusantara Tropical Fruit. Kemudian tahun 2011, kami ada proses perubahan di HGU (Hak Guna Usaha) menjadi Nusantara Tropical Farm, karena ada pengembangan penggemukan sapi di akhir tahun 2012 hingga mencapai 7.000 ekor," tuturnya saat bercerita di lokasi perkebunan Rabu sore, (29/4/2015).
Detilnya, perkebunan ini memang dikhususkan untuk pisang. NTF menghasilkan dua pisang berkualitas tinggi, yaitu Cavendish Jepara dan Del Monte 2 (DM2).
Akan tetapi ada sejumlah buah-buahan yang juga dikembangkan oleh NTF, seperti jambu biji, nanas, buah naga, hingga pepaya. Lalu ada sejumlah buah-buahan yang juga sedang dilakukan riset atau penelitian, seperti apel, jojobe, hingga mangga.
Dari 3.757,2 hektar, alokasi lahan yang digunakan untuk perkebunan pisang seluas 1.754,6 hektar, jambu biji 152,8 hektar, nanas jenis DM2 185,4 hektar, buah naga 5,7 hektar, pepaya 10 hektar, jagung 31,7 hektar, rumput gajah 86 hektar, wax apple citra 1,3 hektar, jojobe 0,2 hektar, mangga 1,8 hektar, dan nanas jenis smooth cayene 400,5 hektar. Kemudian ada lahan untuk bangunan, dan lebung atau tampungan air seluas 1.127,3 hektar.
"Namun NTF masih memfokuskan pada pengembangan 5 buah utama, yaitu pisang, jambu biji, nanas, buah naga dan pepaya," tambahnya.
Saat melihat berkeliling, terlihat perkebunan ini dipenuhi oleh banyak pohon pisang, baik yang sedang berbuah dengan tertutup kertas cokelat atau masih dalam ukuran bibit.
Di bagian selatan, pengunjung dapat melihat jejeran jambu biji yang buahnya ditutupi plastik bening. Pohon buah naga yang cukup besar juga tumbuh kokoh merambat di sisi sebelah barat. Sedangkan tanaman nanas dengan buahnya berwarna hijau kuning juga tumbuh di sepanjang jalan perkebunan.
Tidak hanya itu, di tempat ini juga anda dapat melihat 5.000 tenaga kerja bekerja giat. Pekerja setiap harinya masuk pukul 07.00 WIB dan pulang pada pukul 15.00 WIB. Yang tidak kalah menarik adalah, melihat bagaimana proses produksi bibit pisang unggul yang tahan penyakit dan punya produktivitas panen yang cukup tinggi.
Sentral produksi pisang sendiri ada di Provinsi Bandar Lampung, tepatnya di perbatasan Taman Nasional Way Kambas, Kecamatan Labuhan Batu, Lampung Timur. Butuh 3 hingga 4 jam untuk sampai ke lokasi, dari Bandar Lampung.
Dengan akses terbatas, detikFinance berkesempatan berkeliling sentra produksi pisang dan jenis buah-buahan lainnya, seperti jambu biji, nanas, pepaya, hingga buah naga. Luas perkebunan yang dikelola PT Nusantara Tropical Farm (NTF) ini mencapai 3.757,2 hektar, di mana 1.754,6 hektar dikhususnya untuk perkebunan pisang.
HRD Manager PT NTF, Oom Aulia Amrullah, sedikit menjelaskan sejarah dari perkebunan seluas 3.757 hektar tersebut. Di awal pembangunannya, NTF bekerjasama dengan perusahaan asal Filipina, Del Monte.
"NTF dibangun tahun 1992 yang awalnya bernama Nusantara Tropical Fruit. Kemudian tahun 2011, kami ada proses perubahan di HGU (Hak Guna Usaha) menjadi Nusantara Tropical Farm, karena ada pengembangan penggemukan sapi di akhir tahun 2012 hingga mencapai 7.000 ekor," tuturnya saat bercerita di lokasi perkebunan Rabu sore, (29/4/2015).
Detilnya, perkebunan ini memang dikhususkan untuk pisang. NTF menghasilkan dua pisang berkualitas tinggi, yaitu Cavendish Jepara dan Del Monte 2 (DM2).
Akan tetapi ada sejumlah buah-buahan yang juga dikembangkan oleh NTF, seperti jambu biji, nanas, buah naga, hingga pepaya. Lalu ada sejumlah buah-buahan yang juga sedang dilakukan riset atau penelitian, seperti apel, jojobe, hingga mangga.
Dari 3.757,2 hektar, alokasi lahan yang digunakan untuk perkebunan pisang seluas 1.754,6 hektar, jambu biji 152,8 hektar, nanas jenis DM2 185,4 hektar, buah naga 5,7 hektar, pepaya 10 hektar, jagung 31,7 hektar, rumput gajah 86 hektar, wax apple citra 1,3 hektar, jojobe 0,2 hektar, mangga 1,8 hektar, dan nanas jenis smooth cayene 400,5 hektar. Kemudian ada lahan untuk bangunan, dan lebung atau tampungan air seluas 1.127,3 hektar.
"Namun NTF masih memfokuskan pada pengembangan 5 buah utama, yaitu pisang, jambu biji, nanas, buah naga dan pepaya," tambahnya.
Saat melihat berkeliling, terlihat perkebunan ini dipenuhi oleh banyak pohon pisang, baik yang sedang berbuah dengan tertutup kertas cokelat atau masih dalam ukuran bibit.
Di bagian selatan, pengunjung dapat melihat jejeran jambu biji yang buahnya ditutupi plastik bening. Pohon buah naga yang cukup besar juga tumbuh kokoh merambat di sisi sebelah barat. Sedangkan tanaman nanas dengan buahnya berwarna hijau kuning juga tumbuh di sepanjang jalan perkebunan.
Tidak hanya itu, di tempat ini juga anda dapat melihat 5.000 tenaga kerja bekerja giat. Pekerja setiap harinya masuk pukul 07.00 WIB dan pulang pada pukul 15.00 WIB. Yang tidak kalah menarik adalah, melihat bagaimana proses produksi bibit pisang unggul yang tahan penyakit dan punya produktivitas panen yang cukup tinggi.
Permasalahan Buah Pisang Dari Segi Agribisnis
Kendala
utama yang kini dihadapi dibeberapa sentra produksi buah pisang dalam
10 tahun terakhir ini adalah serangan layu Fusarium dan bakteri yang
mengakibatkan kerusakan cukup luas dan sulit ditanggulangi. Kemampuan
untuk mengendalikan layu pisang masih terbatas, baik dari segi
pengetahuan, keterampilan, maupun kemampuan finansial. Apabila kita
asumsikan bahwa tanaman yang terserang tersebut akan rusak dan
mengakibatkan gagal panen, mutu serta penampilan luar buah pisang yang
kurang menarik, maka secara finansial/perhitungan ekonomi, petani akan
menderita kerugian sebesar ± 18 milyar rupiah (estimasi harga pisang Rp.
10.000,- per tandan). Selain itu, pisang yang bermutu rendah akan
mengakibatkan kelesuan pada eksport buah pisang yang seharusnya tidak
terjadi, apabila segala syarat pembudidayaan buah pisang dilakukan
secara intensif dengan tekhnologi yang maju. Hal ini tentu saja akan
berpengaruh pada meningkatnya harga jual buah pisang dipasar.
Adapun kendala-kendala lainnya yang pernah terjadi adalah sbb :
1. Tingginya
penyakit Sigatoka Hitam yang menyebabkan daun yang rendah pada saat
panen (kurang dari 6 per pohon) dan mengakibatkan kurangnya potensi
produksi sebesar 30% karena berat tandan yang berkurang. Penyakit ini
juga mengakibatkan matangnya pisang terlalu dini sehingga buah beresiko
saat dikirimkan ke pasar yang jaraknya jauh.
2. Kepadatan populasi yang rendah dan manajemen populasi pohon yang kurang
3. Kerusakan buah yang parah karena karat.
4. Tingkat tunas yang rendah – hanya sedikit anak tunas akar dari pohon induk, dan pemilihan tunas yang kurang baik.
5. Insiden doble dan triple yang tinggi – pemangkasan tidak diterapkan untuk urutan produksi induk – anak - cucu.
6. Ukuran tandan yang kecil (jumlah sisir sedikit dengan berat rendah) sebagai akibat rendahnya jumlah pupuk yang digunakan.
7. Perlindungan
buah tidak diterapkan (bakal buah tidak dipindahkan, tandan palsu tidak
dipotong, tidak ada pemangkasan sisir, bunga, dan daun dan pembersihan
tandan untuk melindungi buah dari kerusakan akibat gesekan dengan daun
dan agen mekanik lainnya).
8. Tidak ada sistem pengendalian umur/mutu untuk panen. Panen menggunakan tanda visual seperti padatnya buah.
9. Praktek pertanian yang baik dan standar sanitasi dan fito sanitasi kurang memadai.
10. Beberapa lahan produksi terletak di bukit yang curam.
11. Kurangnya irigasi dan system drainase.
12. Akses
terbatas terhadap input, materi, alat, peralatan yang diperlukan untuk
produksi dan pasca panen. Kurangnya alat lapangan untuk pemangkasan,
pengurangan daun, panen, dsb merupakan hal yang kronis dan hambatan
utama.
13. Insiden
gesekan dan luka yang tinggi karenya kurangnya penanganan yang
berorientasi pada perlindungan buah setelah panen. Tandan dipindahkan
dari lapangan dengan tangan dan dikirimkan ke pusat pengumpulan dan
distribusi melalui berbagai jenis kendaraan tanpa danya perlindungan.
14. Kendala
dalam penyediaan bibit dengan skala komersial seperti ketersediaan
bibit unggul klonal yang seragam dalam jumlah banyak dan dapat tersedia
dalam waktu yang relatif singkat.
Permintaan akan komoditi buah pisang dunia memang
sangat besar, terutama jenis pisang cavendish yang meliputi 80% dari permintaan
total dunia. Hal ini menunjukkan bahwa pisang memang komoditas perdagangan yang
sangat tidak mungkin diabaikan. Relatif besarnya volume produksi nasional dan
luas panen dibandingkan dengan komoditas buah lainnya, menjadikan buah pisang
merupakan tanaman unggulan di Indonesia.
Pengembangan pisang berskala kebun rakyat dan besar
akan membuka peluang agribisnis hulu, seperti industri perbenihan dan industri
peralatan mekanisasi pertanian, yang tentunya akan membuka kesempatan berusaha
dan kesempatan kerja. Selain sebagai buah yang dimakan segar, pisang juga dapat
diolah baik untuk skala rumah tangga seperti keripik, getuk dan sale, maupun
industri berskala besar seperti tepung, puree dan jam, yang dapat merangsang
tumbuhnya agribisnis hilir. Agribisnis hilir akan berkembang dengan cara
memberdayakan industri pengolahan skala keluarga (home industry) dan
menengah maupun skala besar (investor dalam dan luar negeri).
Permintaan pisang untuk industri pengolahan skala
rumah tangga (10-50 kg/hari), skala UKM kripik (100-120 kg/hari), sale (1,5-2
ton/bln), ledre (70-120 kg/hari), puree (300-500 kg/h) dan tepung (700-1000
kg/minggu). Skala besar, membutuhkan kapasitas + 10-12 ton pisang segar/hari.
Selain itu, sekarang ada olahan pisang yang sedang naik daun yaitu pie pisang.
Konsumsi pisang per orang telah mengalami peningkatan
yang mencolok dibanding apel dan satsuma mandarin (jeruk) atau Citrus
reticulate yang telah menurun. Hasil kajian ekonomi di Jepang menunjukan bahwa
permintaan apel melemah disebabkan permintaan pisang meningkat dari 4,4 kg pada
tahun 1993-1994 menjadi 5,6 kg pada tahun 2003-2004. Peningkatan konsumsi ini
diduga karena harga pisang menurun.
Permintaan terhadap pisang telah meningkat secara
signifikan pada beberapa tahun terakhir di daerah perkotaan di negara ini,
menjadikan perkebunan pisang intensif menarik bagi petani setempat.
Pembeli/distributor utama aktif mencari cara untuk meningkatkan pasokan
dari berbagai daerah produksi. Pada khususnya, perusahan ini memiliki kebutuhan
untuk menkonsolidasikan pasokan pisang mas dan pisang Barangan, pisang
yang langka dan hanya terdapat di daerah Medan, sebagai bagian dari
produk yang ditawarkan ke pasar setempat dan rantai supermarket di seluruh
daerah.
Oleh karena itu, kebutuhan terhadap buah-buahan
terutama buah pisang segar menjadi kebutuhan primer. Selain itu manfaat dan
kandungan gizinya dapat memacu permintaan buah pisang yang terus meningkat. Hal
semua diatas dapat memperbesar peluang agribisnis buah pisang sehingga prospek
buah pisang untuk pasar dunia dapat terus meningkat. Melihat
peluang bisnis budidaya pisang yang menjanjikan, maka tidak ada salahnya Anda
yang mempunyai lahan cukup luas untuk dibudidaya tanaman pisang, tentunya
dengan mengikuti cara budidaya tanaman pisang dengan tunas adventif seperti yang telah dijelaskan di atas. Semoga apa
yang sudah dijelaskan di atas bermanfaat, karena penjelasan di atas juga
berdasarkan pengalaman penulis yang pernah membudidaya tanaman pisang. Dan
semoga usaha pertanian dengan budidaya menanam pisang Anda berhasil. Salam
budidaya pertanian, dan ayo menanam.
Sumber
:
Pusat Data
Sistem Informasi Pertanian. 2014. Outlook
Komoditi Pisang. Sekretariat Jendral – Kementrian Pertanian. Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)